Thailand Open 2025: Amri/Nita Tersingkir, Tanpa Wakil Indonesia
Perjalanan wakil Indonesia di ajang bulutangkis Thailand Open 2025 harus berakhir antiklimaks. Setelah menunjukkan performa menjanjikan di babak-babak awal, satu-satunya harapan terakhir Indonesia, pasangan ganda campuran Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, harus tersingkir di babak semifinal. Kekalahan ini memastikan bahwa Indonesia pulang dari turnamen Super 500 ini tanpa membawa gelar juara, sebuah hasil yang tentu mengecewakan bagi para penggemar.
Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah berjuang keras di semifinal menghadapi unggulan kedua dari Tiongkok, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping. Pertandingan yang berlangsung sengit ini menunjukkan kualitas kedua pasangan, namun Amri/Nita akhirnya harus mengakui keunggulan lawan dua gim langsung dengan skor 18-21, 13-21. Pasangan Tiongkok tersebut tampil lebih solid dan konsisten, terutama di gim kedua.
Sebelumnya, Indonesia memiliki dua wakil yang berhasil melangkah ke semifinal, yaitu Amri/Nita dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Namun, Fajar/Rian juga harus menelan pil pahit setelah dikalahkan oleh pasangan Denmark, William Kryger Boe/Christian Faust Kjaer, di babak empat besar. Kekalahan Fajar/Rian ini menjadi pukulan awal bagi harapan Indonesia.
Tersingkirnya Amri/Nita di semifinal berarti Indonesia tidak memiliki satu pun wakil yang akan bertanding di partai final Thailand Open 2025. Hasil ini tentu menjadi evaluasi penting bagi jajaran pelatih dan PBSI. Konsistensi performa para atlet, terutama di turnamen Super 500 dan di atasnya, perlu terus ditingkatkan untuk bisa bersaing hingga babak puncak.
Meskipun tanpa gelar, perjalanan Amri/Nita hingga semifinal patut diapresiasi. Mereka berhasil menembus empat besar di turnamen BWF World Tour Super 500, menunjukkan potensi yang ada pada pasangan muda ini. Pengalaman menghadapi pasangan top dunia di semifinal akan menjadi pelajaran berharga untuk pengembangan diri mereka di masa depan.
Bagi bulutangkis Indonesia, hasil di Thailand Open 2025 ini menjadi cambuk untuk terus berbenah. Persaingan di level internasional semakin ketat, dan setiap turnamen penting untuk mengukur sejauh mana persiapan dan strategi tim. Diharapkan, kekalahan ini akan menjadi motivasi untuk tampil lebih baik di ajang-ajang berikutnya.